PENDAHULUAN
Pengertian bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu
mengoptimalkan individu. Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah
bimbingan perkembangnan. Visi bimbingan perkembangan bersifat edukatif,
pengembangan, dan outrech. Edukatif karena titik berat layanan bimbingan
perkembangan layanan bimbingan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan
bukan korektif atau terapautik. Pengembangan karena titik sentral sasaran
bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian
individu. Outrech target populasi layanan bimbingan perkembangan tidak terbatas
pada individu yang bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua
aspek kepribadiannya dalam semua konteks kehidupan. Kata Pendekatan terdiri
dari kata dasar dekat dan mendapat imbuhan Pe-an yang berarti hal, usaha atau
perbuatan mendekati atau mendekatkan Jadi Pendekatan Bimbingan dan Konseling
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konselor untuk mendekati
kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya.Metode dalam pengertian
harfiyah, adalah "jalan yang
harus dilalui "untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta yang
berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Namun pengertian
hakiki dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut berupa fisik seperti alat
peraga, administrasi, dan pergedungan di mana proses kegiatan bimbingan
berlangsung, bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri adalah termasuk
metode juga dan sarana non fisik seperti kurikulum, contoh, teladan, sikap dan
pandangan pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dan
cara-cara pendekatan dan pemahaman terhadap sasaran metode seperti wawancara,
angket, tes psikologis, sosiometri dan lain sebagainya. Sedangkan tehnik adalah suatu
cara (kepandaian, pengetahuan dll) untuk membuat atau melakukan sesuatu. Jadi
Tehnik Bimbingan dan Penyuluhan adalah Suatu cara
yang harus digunakan oleh seorang konselor dalam melaksanakan kegiatan
Bimbingan dan Konseling.
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Bimbingan Penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan sebagai masalah
menghindari dan atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupan sebenarnya
bukanlah merupakan hal yang baik seluruhnya. Meskipun bimbingan dan penyluhan
yag kita hadapi sekarang ini tiddaklah seluruhnya merupakan hal yang baru,
tetapi berbeda benar dengan bimbingan dan penyuluhan yang dihadapi oleh oran-orang
tua kita pada waktu lampau. Perbedaan itu terletak dalam segi pendekatan
“Approach” yang ditempuh yang dihadapi masalahnya. Dilihat dari pendekatannya
bimbingan dibedakan atas empat pendekatan yaitu:
1.
Pendekatan Krisis
Pendekatan
krisis ini juga pendeakatan kuratif merupakan upaya bimbingan yang diarahakan
kepada individu yang mengalami krisi atau masalah. Bimbingan ini bertujuan
mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan
krisis pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan
bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu. Pendekatan ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Psikoanalisis menekankan pengaruh
peristiwa-peristiwa masa lampau sebagai hal yang menentukkan bagi berfungsinya
kepriadian individu saat ini. Pengalaman-pengalaman masa lima atau enam tahun
pertama kehidupan individu menurut psikoanalisis dapat menjadi akar dari krisis
individu yang bersangkutan pada masa kini. Psikoanalisis adalah salah satu
aliran psikologi kepribadian dan meletakkan dasar metodologi kajian psikologi.
Pada dasarnya ia adalah satu aliran psikoterapi. Ide dasarnya adalah adanya
upaya mengangkat pikiran tidak sadar untuk muncul ke permukaan dan disadari
eksistensinya dengan cara asosiasi bebas. Tujuannya adalah untuk membantu
pasien dalam menyadari problematika yang dihadapinya dan mengendalikan
goncangan kejiwaan yang berasal darinya. Para pendukunga psikoanalisis
berpendapat bahwa histeria adalah fenomena yang dipicu oleh ketegangan jiwa, di
saat ia terarah kepada jalan yang salah. Tugas dari psikoanalisis adalah
mengembalikan arahnya kepada jalan yang baik, sesuai dengan alurnya.
2.
Pendekatan Remedial
Pendekatan
remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah unuk membantu meperbaiki
kekurangan/kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing
memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya
berupaya untuk meperbaikinya. Pendekatan remedial banyak dipengaruhi oleh
aliran psikologi behavioristik. Psikologi behavioristik menekankan perilaku
individu di sisn dan saat ini. Saat ini, perilaku dipengaruhi oleh suasana
lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu, untuk meperbaiki perilaku
individu perlu ditata lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
3.
Pendekatan Preventif
Pendekatan
preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah-masalah
umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu.
Pembimbing memberikan upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah
masalah tersebut.
4.
Pendekatan Perkembangan
Pendekatan
perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yah ada pada
individu secapa optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan
tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pndekatan ini, layanan bimbingan
diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapai
masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok,
bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok,
serta penyaluran bakat dan minat.
Dalam
membimbing dapat dilakukan secara individual atau secara kelompok (ingat juga
bahwa pembimbingan dalam kelompok, fokus dan titik tolaknya ialah kepentingan
atau kebutuhan individu), sehingga ada:
a.
Bimbingan individual dilakukan dengan pendekatan
perseorangan. Tiap orang dicoba didekati, dipahami, dan ditolong secara
perseorangan.
b.
Bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing per
kelompok. Beberapa orang yang bermasalah sama atau dapat memperoleh manfaat
dari pembimbingan kelompok, berkumpul untuk membahas persoalannya dalam kelompok
dibawah pimpinan seorang Pembimbin atau terapis.
B.
Metode Teknik Bimbingan Penyuluhan
Metode
secara harfiah adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai satu tujuan.
Karena metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan kata hodos yang berarti jalan. Namun
pengertian yang hakikatnya adalah segala saran yang dapat dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, baik fisik maupun non fisik. Ada beberapa macam tekni bimbingan dan penyuluhan yang dapat digunakan untuk
membantu perkembangan individu. yaitu: konseling, observasi, sosiometri,
nasihat, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
1.
Konseling
Konseling
dilaksanakan melalui wawancara (konseling) langsung dengan individu. Konseling
ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan,
melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan,
pekerjaan, dan kehidupan sosial. Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab
dan dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam
hubungan tersebut konselor menerima individu secara pribadi dan tidak
memberikan penilaian. Individu merasakan ada orang yang mengerti masalah
pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.
Dalam konseling
berisi proses belajar yang ditujukan agar individu dapat mengenali diri,
menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara realitas dalam kehidupannya
di kampus maupun diluar kampus. Konseling membuat individu agar lebih mengerti
dirinya sendiri, maupun mengeksplorasi dan memimpin diri sendiri serta
menyelesaiakan tugas-tugas kehidupannya. Proses konseling lebih bersifat
emosional diarahkan pada perubahan sikap, perubahan sikap, perubahan pola-pola
hidup sebab hanya sengan perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan
perilaku dan penyelesaiaian masalah.[5]
2.
Observasi
Observasi
merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data. Observasi adalah suatu
penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan denga
menggunakan alat indera (terutama mata) terhadapa kejadian-kejadian yang
langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Oleh karena observasi
menggunakan alat indera, maka agar hasil observasi baik, maka salah satu hal
yang dituntut ialah menggunakan alat indera dengan sebaik-baiknya. Di dalam
penyelidikan observasi merupakan metode yang fundamental. Observasi dijalankan
dengan menggunakan alat indera, maka segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan
alat indera dapat diobservasi. Karenanya, maka observasi itu menyangkut masalah
yang sangat kompleks dan observasi harus bersifat sensitif dalam menangkap data
itu.
3.
Sosiometri
Sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk menumpulkan data mengeani hubungan-hubungan
sosial dan tingkah laku sosial murid. Dengan teknik ini kita dapat memperoleh
data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan individu dan
arah hubungan sosial. Gambaran susunan hubungan sosial yang diperoleh dengan
sosiomatri disebut dengan sosiogram. Dari data sosiometri kita dapat mengetahui
frekwensi pemilihan yaitu banyaknya yang memilih, intensits pergaulan yaitu
keintiman pergaulan, status pemilihan atau penolakan dan popularitas dalam
pergaulan.
Baik
tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari
beberapa, yaitu dari:
a.
Frekuensi hubungan yaitu sering tidaknya anak itu
bergaul. Makin sering individu itu bergaul pada umumnya individu itu makin baik
dalam segi hubungan sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, dimana
individu itu kurang sekali bergaul, hal ni telah menunjukkan didalam segi
pergaulannya kurang baik.
b.
Intensitas hubungan, yaitu segi mendalam tidaknya anak
didalam pergauannya, yatu intim atau tidaknya mereka bergaul. Makin mendalam
seorang didalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosial makin
baik.
c.
Popullaritas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman
bergaul dapat dipergunakan sebagai kriteria pula untuk melihat baik buruknya
dalam hubungan sosialnya. Makin banyak temannya di dalam pergaulan pada umumnya
dapat dinyatakan makin baik di dalam hubungan sosialnya.
4.
Nasihat
Nasihat
merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh pembimbing.
Pemberian nasihat hendaknya memerhatihak hal-hal sebagai berikut:
a.
berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh
individu.
b.
diwali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
c.
nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat
dipilih oleh individu disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
d.
penentuan keputusan diserahkan kepada individu,
alternatif mana yang akan diambil.
e.
hendaknya individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan
keputusan yang diambilnya.
5.
Bimbingan kelompok
Bimbingan
kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas
kelompok membahasa masalah-masalah pendidikan, pribadi, dan sosial. bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga
kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan
kelompok besar (13-20 orang), ataupun kelasa (20-40 orang). Pemberian informasi
dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman
tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara dapat dilakukan
untuk menyelesaiakan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karier, ataupu
kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan
diri.
Pemberian
informasi banyak menggunakan alat-alat dan media pendidikan, sperti OHP, kaset audio-vidio,
film, buletin, brosu, majalah, buku. Kadang-kadang konselor mendatangkan ahli
tertentu untuk memberikan ceramah (informasi) tentang hal-hal tertentu. Pada
umumnya, aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok,
seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi. Bimbingan
melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih
aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana,
dan penyelesaian masalah.
6.
Konseling Kelompok
Konseling
kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat
pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan dalam
arti bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau berfungsi
secara wajar dalam masyarakat, tetapi memiliki beberapa keleamahan dalam
kehidupannya sehinggan mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.
Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarhanan kepada
individu-individu yang bersangkuan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras
dengan lingkungannya. Konseling kelompok merupakan proses atarpribadi yang
dinamis terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar serta melibatkan
fungsi-fungsi terapi, seperti sifat psimis, orientasi pada kenyataan, saling
mempercayai, saling memberlakukan dengan hangat, saling pengertian, saling
menerima dan mendukung. Funsi-Fungsi terapi itu diciptakan dan dikembangkan
dalam suatu kelompok keci melalui cara saling mempedulikan di antara para
peserta konseling kelompok. Individu dalam konseling kelompok pada dasarnya
adalah individu normal yang memiliki berbagai kepedulian dan kemampuan, serta
persoalan yang dihadapi bukanlah gangguan kejiwaan yang tergolong sakit, hanya
kekeliruan dalam penyesuaian diri. Individu dalam konseling kelompok
menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
terhadapa nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau
menghilangkan sikap-sikapdan perilaku yang tidak tepat.
PENUTUP
Bimbingan
dan penyuluhan sebagai masalah menghindari dan atau mengatasi
kesulitan-kesulitan didalam kehidupan sebenarnya bukanlah merupakan hal yang
baik seluruhnya. Meskipun bimbingan dan penyluhan yag kita hadapi sekarang ini
tiddaklah seluruhnya merupakan hal yang baru, tetapi berbeda benar dengan
bimbingan dan penyuluhan yang dihadapi oleh oran-orang tua kita pada waktu
lampau. Perbedaan itu terletak dalam segi pendekatan “Approach” yang ditempuh
yang dihadapi masalahnya. Dilihat dari pendekatannya bimbingan dibedakan atas
empat pendekatan yaitu:
1.
Pendekatan Krisis
2.
Pendekatan Remedial
3.
Pendekatan Preventif
4.
Pendekatan Perkembangan
Ada
beberapa macam tekni bimbingan dan penyuluhan yang dapat digunakan untuk
membantu perkembangan individu. yaitu:
1.
Konseling
2.
Observasi
3.
Sosiometri
4.
Nasihat
5.
Bimbingan kelompok
6.
Konseling Kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan,
Achmad Juntika. 2011. Bimbingan & Konseling. Bandung: PT. Rafika
Aditama.
Slameto.
1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.
Surya
Moh.____. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Ilmu.
Taufiq,
Muhammad Izzuddin. 2006. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam.
Jakarta: Gema Insani.
Umar,
Muhammad dan Santoso. 1998. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka
Setia.
Walgito,
Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan. Yogyakarta: Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar