Selasa, 17 Februari 2015

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia setiap saat, membutuhkan pelajaran dari alam semesta sampai ia menemukan cara bertindak yang tepat mempertahankan kehidupannya. Manusia dilahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah, sehingga pengaruh lingkungan akan turut mempengaruhi perkembangan seseorang. Baik ataupun buruknya lingkungan akan menjadi referensi bagi perkembangan masyarakat sekitarnya. WH. Clarck mengemukakan bahwa bayi yang baru lahir merupakan makhluk yang tidak berdaya, namun ia dibekali oleh berbagai kemampuan yang bersifat bawaan. Untuk kebutuhan belajar ini diperlukan pengaruh dari luar, pengaruh ini disebut dengan istilah pendidikan. Karenanya, pendidikan adalah suatu yang esensial bagi manusia, melalui pendidikan, menusia bisa belajar mempelajari alam semesta demi mempertahankan kehidupannya, karena pentingnya pendidikan, islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting dan tinggi, dan pendidikan islam juga dapat mempengaruhi kesehatan mental pada individu baik pertumbuhan maupun perkembangan melaui keluarga, kelembagaan, masyarakat, agama, serta masalah sosial yang akan dibahas dalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah landasan psikologi pendidikan dalam prespektif islam ?
2.    Bagaimana pengaruh panca pusat pendidikan agama islam terhadap kesehatan mental?
C.    Metode Pemecahan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan penulisan sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui landasan psikologi pendidikan dalam prespektif islam.
2.  Untuk mengetahui pengaruh panca pusat pendidikan  agama islam terhadap kesehatan mental.

PEMBAHASAN

A. Landasan Psikologi Pendidikan dalam Prespektif Islam
Nilai psikologis dijadikan sebagai landasan dasar psikologis pendidikan, mengandung arti bahwa kondisi kejiwaan manusia (peserta didik) sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan proses pendidikan. Proses pendidikan harus mengacu pada karakteristik perkembangan peserta didik sesuai tahapan-tahapan perkembangan pribadi. Visi dan  misi pendidikan adalah berusaha pembentukan sikap dan prilaku peserta didik agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan fisik maupun intelektualitasnya. Dalam konteks ini peran keluarga sangat dominan untuk mendukung ketercapaian proses pendidikan dan perkembangan peserta didik, terutama aspek sikap dan jiwa kemandiriannya.
Mengingat begitu pentingnya aspek pendidikan terhadap manusia, maka perlu kiranya dalam setiap usaha pendidikan selayaknya dilandasi oleh nilai-nilai yang bersifat ideal dan berlaku universal. Dasar nilai-nilai ideal itu haruslah merupakan sumber kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktifitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung didalamnya haruslah bersifat universal dan dapat dikonsumsi untuk seluruh aspek kehidupan manusia serta merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan yang berjalan.
Ali Ashraf mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelek, rasional diri, perasaan dan  kepekaan tubuh manusia. Karena itu pendidikan seharusnya membukakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspek spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Muslim adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya.
Landasan pendidikan islam pada hakikatnya adalah identik dengan asas pendidikan islam. Asas pendidikan islam, kata Abdullah (1990:17), adalah al-Qur’an dan Hadist Nabi saw. Semua kegiatan pendidikan islam harus mengacu atau bertitik tolak dari al-Quran sebagai firman Allah SWT dan mencontoh dari sunnah Nabi saw yang ada dalam kitab.

B. Pengaruh Panca Pusat pendidikan Agama Islam Terhadap Kesehatan Mental
Ada lima pusat pendidikan yang dapat memengaruhi kesehatan mental pada individu, yaitu:
1.      Keluarga
Anak-anak sejak masa bayi hingga masa sekolah memiliki lingkungan tunggal, yaitu keluarga. Sehingga tak mengeherankan jika Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan, maka orang tua terutama pihak ibu memilki peran yang sangat strategis dalam mengembangkan pendidikan anak-anaknya. Karena itu, kedua orang tua (ibu dan bapak) harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan yang nantinya akan ditransfer dan diinternalisasikan kepada anak, serta orang tua dituntut untuk menyiapkan waktunya yang cukup guna mendampingi pendidikan anaknya. Begit pentingnya peranan orang tua dalam keluarga sebagai pendidik.
Pengaruh pendidikan, baik dalam bentuk pemeliharaan ataupun berbentuk kebiasaan terhadap masa depan perkembangan seorang anak. Meskipun seorang bayi manusia dibekali potensi kemanusiaan, namun dilingkungan pemeliharaan potensi tersebut tidak berkembang.
Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dalam proses perkembangan rasa agama setiap individu. Kedekatan orang tua dengan anaknya menjadikan orang tua sebagai a significant person bagi anaknya. Semua perilaku keagamaan orang tua terserap oleh anak menjadi bahan identifikasi diri anak terhadap orang tuanya. Maka terjadilah proses imitasi perilaku, karena sekedar peniruan saja atau didiringi oleh keinginan untuk menjadi seperti orang tuanya. Karena proses imitasi yang terus menerus maka perilaku keagamaan orang tua terinternalisasi dalam diri anak dan mengkristal menjadi kata hati.
Pendidik keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Perkembangan agama menurut W.H. Clark, berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun, demikian melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan ketenagaan jiwa ini pulalah agama itu berkembang. Dalam kaitan itu pulalah terlihat peran pendidikan keluarga dan menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Maka, tak mengherankan jika Rasul menekankan tanggung jawab itu pada kedua orang tua.
2.      Kelembagaan
Di masyarakat lembaga pendidikan secara khusus tidak ada. Anak-anak umumnya dididik dilingkungan keluarga dan masyarakat lingkungannya. Pendidikan secara kelembagaan memang belum diperlukan, karena variasi profesi dalam kehidupan belum ada. Untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat modern, seseorang memerlukan pendidikan. Sejalan dengan kepentingan itu maka dibentuk lembaga khusus yang menyelenggarakan tugas-tugas kependidikan yang dimaksud. Dengan demikian secara kelembagaan maka sekolah-sekolah pada hakikatnya adalah lembaga pendidikan yang artifisialis (sengaja dibuat). Sejalan dengan fungsi dan perannya, maka sekolah sebagai kelembagaan pendidikan adalah pelanjut dari pendidikan keluarga. Karena keterbatasan para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, maka mereka diserahkan ke sekolah-sekolah.
Memang sulit untuk mengungkapkan secara tepat mengenai seberapa jauh pengaruh pendidikan agama melalui kelembagaan pendidikan terhadap jiwa keagamaan para anak. Berdasarkan penelitian Gillesphy dan Young, walaupun latarbelakang pendidikan agama dilingkungan keluarga lebih dominan dalam pembentukan jiwa keagamaan pada anak (Jalaluddin, 2010: 296). Barangkali pendidikan agama yang diberikan kelembagaan pendidikan ikut berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan pada anak.
Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian besar kecilnya tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena tu, pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
3.      Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut mempengaruhi perkembangan anak didik adalah keluarga, perkembangan pendidikan, dan lingkungan masayarakat. Keserasian antara ketiga lapangan pendidikan ini akan memberi dampak positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.
Pergaulan hidup atau interaksi sosial antar manusia yang harmonis, damai dan sejahtera merupakan cita-cita yang harus diperjuangkan oleh pendidikan. Visi dan misi pendidikan adalah menumbuhkan dan menggerakkan semangat manusia untuk berani bergaul dan bekerjasama dengan orang lain secara baik dan benar. Kondisi lingkungan masyarakat sangat menentukan proses pergaulan hidup manusia. Ada masyarakat yang dalam kehidupannya selalu dinamis dan ada pula yang statis, ada yang modern, dan ada pula yang primitif. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pola interaksi manusia, terutama dalam proses pendidikan.
Besar pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadian yang terintergrasi dalam jiwa pertumbuhan psikis. Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai hanya dengan mengenal saja. Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nili-nilai yang berkaitan dengan aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Hubungan antara lingkungan dan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai agama. Di lingkungan masyarakat santri barangkali akan lebih memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan dibandingkan dengan masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri (jalaludin: 299). Perilaku setap individu juga diasumsikan sebagai hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
4.      Pendidikan Agama
Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama dan pengalaman agama, ternyata melalui proses gradual, tidak sekaligus. Pengaruh luar sangat berperan dalam menumbuhkembangkannya, khusunya pendidikan. Pendidikan yang paling berpengaruh dalam perkembangan jiwa yaitu pendidikan dalam keluarga. Apabila lingkungan keluarga anak-anak tidak diberikan pendidikan agama, biasanya sulit utnuk memeperoleh kesadarandan pengalaman agama yang memadai.
Pendidikan agama memang mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia, oleh karena itu pendidikan agama islam adalah sebuah upaya nyata yang akan mengantarkan umat islam kepada perkembangan rasa agama. Umat islam akan lebih memahami dan terinternalisasi esensi rasa agama itu sendiri. Pertama yaitu rasa bertuhan; rasa bertuhan ini meliputi merasa ada sesuatu yang maha besar yang berkuasa atas dirinya dan alam semesta, ada rasa ikatan dengan sesuatu tersebut, rasa dekat, rasa rindu, rasa kagum dan lain-lain. Kedua yaitu rasa taat; rasa taat ini meliputi ada rasa ingin mengarahkan diri pada kehendak-Nya dan ada rasa ingin mengikuti aturan-aturan-Nya.
Pentingnya agama merupakan kewajiban setiap manusia untuk belajar sekaligus mengajar, hal ini bertujuan agar manusia mampu menerapkan tujuan pendidikan agama itu sendiri yaitu dalam konsep ketaqwaan dan keimanan. Menurut Quraish Shihab, tujuan pendidikan al Qur`an (Islam) adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan oleh al Qur`an, untuk bertaqwa kepada-Nya. Dengan demikian pendidikan harus mampu membina, mengarahkan dan melatih potensi jasmani, jiwa, akal dan fisik manusia seoptimal mungkin agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.
Pendidikan agama adalah bentuk pendidikan nilai, karena itu maksimal dan tidaknya pendidikan agama tergantung dari faktor yang dapat memotivasi untuk memahami nilai agama. Semakin suasana pendidikan agama membuat betah maka perkembangan jiwa keagamaan akan dapat tumbuh dengan optimal. Jiwa keagamaan ini akan tumbuh bersama dengan suasana lingkungan sekitarnya. Apabila jiwa keagamaan telah tumbuh maka akan terbentuk sikap keagamaan yang termanifestasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
5.      Media Sosial
Media sosial adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, siaran televisi. Media sosial juga dapat disebut sebagai media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network, atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki.
Pendidikan itu selalu mengacu dan dipengaruhi oleh perkembangan budaya manusia sepanjang hidupnya. Budaya masa lalu berbeda dengan budaya masa kini, dan berbeda pula dengan budaya masa depan. Perkembangan dan kemajuan teknologi modern sekarang ini sebagai bukti perkembangan budaya manusia.
Manusia dengan mudah mengakses berbagai ilmu dengan melalui sarana teknologi, namun disisi lain manusia juga sangat mudah terpengaruh dengan dampak negatif dari kemajuan teknologi tersebut. Visi dan misi pendidikan adalah berusaha memanfaatkan, mengkritisi dan menfilter perkembangan budaya manusia, terutama dalam hal dampak negatif dari kemajuan teknologi. Di samping itu, pendidikan juga harus diarahkan untuk membangun kreativitas manusia agar berbudaya, mampu memproduk teknologi dan menggunakannya dengan baik dan benar.
Munculnya berbagai temuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari perkembangan budaya modern manusia, merupakan khazanah yang perlu direspon oleh dunia pendidikan. Dunia pendidikan perlu mengambil peran dan memanfaatkan teknologi, tentu harus disesuaikan dengan tradisi dan budaya yang berlaku di masyarakat.
Keberadaan media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan. Selain dampak positif, dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial juga beragam. Berbagai macam modus kejahatan di media sosial banyak ditemukan terutama pada remaja seperti kekerasan, pelecehan, bahkan tindak kriminal seperti penipuan, pemerasan, pemerkosaan, dan sebagainya.
Perkembangan media sosial terasa begitu amat pesat pada kurun waktu terakhir ini. Media ini membantu seseorang untuk bertemu teman lama dan mengenal teman baru. Mendekatkan jarak teman yang berada di daerah berbeda. Salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja adalah televisi, selain karena televisi bisa dilihat dan didengarkan. Karena dengan televisi kita dapat mendapat informasi tentang apa saja. Dan acara televisi pada saat ini sudah sangat berkembang. Dari acara kartun sampai dengan acara politik. Dengan adanya acara yang sedemikian rupa itulah dapat membuat anak-anak dan remaja kecanduan jika sudah berada dan menonton televisi, sehingga mereka lupa dengan kewajiban mereka sebagai pelajar yaitu belajar. Akibatnya nilai pelajaran anak-anak tersebut menurun dan mereka menjadi anak yang malas karena terlalu asik melihat tayangan di televisi. Saat ini banyak stasiun televisi yang menayangkan siaran televisi yang tidak mendidik anak remaja justru menayangkan siaran yang sama sekali tidak mendidik dan tidak ada manfaatnya.
Mengingat pengaruh negatif media sosial terhadap remaja yang sangat banyak dan meresahkan, perlu dilakukan arahan, tuntunan, bimbingan, panduan, dan pengawalan dari pihak-pihak seperti orangtua, guru, dan pemangku kepentingan dalam pendidikan anak dan remaja. Kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif pada anak dan remaja diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Karena media ini memiliki potensi besar dalam merubah sikap dan perilaku masyarakat terutama anak-anak dan remaja relatif masih mudah terpengaruh dan dipengaruhi.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nilai psikologis dijadikan sebagai landasan dasar psikologis pendidikan, mengandung arti bahwa kondisi kejiwaan manusia (peserta didik) sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan proses pendidikan. Proses pendidikan harus mengacu pada karakteristik perkembangan peserta didik sesuai tahapan-tahapan perkembangan pribadi.
Diantara pusat-pusat pendidikan agama islam yang dapat memengaruhi kesehatan mental terhadap individu, adalah :
1.         Keluarga. Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dalam proses perkembangan rasa agama setiap individu.
2.         Kelembagaan. Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi jiwa keagamaan pada anak.
3.         Masyarakat. Fungsi dan peran masyarakat dalam pembentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri.
4.         Pendidikan agama. Pendidikan agama memang mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia, oleh karena itu pendidikan agama islam adalah sebuah upaya nyata yang akan mengantarkan umat islam kepada perkembangan rasa agama
5.         Media sosial. Manusia dengan mudah mengakses berbagai ilmu dengan mengakses berbagai ilmu dengan melalui sarana teknologi, namun disisi lain manusia juga sangat mudah terpengaruh dengan dampak negatif dari kemajuan teknologi tersebut
B.     Saran
Pendidikan agama dinilai memiliki peran penting dalam mempengaruhi kesehatan mental individu, maka bagi para orng tua agar selalu memberikan perhatian dan pemahaman terhadap anak. Dengan demikian, pengaruh pendidikan agama dalam pembentukan jiwa pada anak dapat berlangsung dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arumwardhani, Arie.2011. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Galang Press
Ashraf, Ali. 1993. Horison Baru Pendidikan Islam, cet. Ket-3. Jakarta: Pustaka Firdaus
Jalaluddin.2010. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Santoso, Slamet Imam.1987. Pendidikan di Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta: CV Haji Mas Agung
Yasin, M. Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar